Terdapat 6
jenis tes skrining dalam upaya menemukan kelainan tumbuh kembang balita.
A.
Pengukuran
Berat Badan Menurut Tinggi Badan Anak
Pengukuran
berat badan menurut tinggi badan anak adalah cara lain yang dipergunakan untuk
mengetahui status gizi anak. Pengukuran ini dilakukan untuk menilai pertumbuhan
fisik anak yang dapat dipisahkan dengan perkembangan non fisiknya.
Kegunaan
pengukuran berat badan menurut tinggi badan anak.
Pengukuran
berat badan dan tinggi badan secara teratur dapat menggambarkan keadaan gizi
anak, sehingga dapat dipakai sebagai salah satu alat pemantau pertumbuhan fisik
anak.
Cara melakukan
pengukuran berat badan anak menurut tinggi badan anak:
- Ukurlah berat badan dan tinggi badan anak. Untuk pengukuran tinggi badan, gunakan meteran yang tidak mudah berubah panjangnya dan pengukuran dilakukan tanpa alas kaki. Untuk pengukuran berat badan gunakan alat timbang yang ada.
- Kemudian lingkarilah ukuran tinggi badan sesuai dengan hasil data berat badan menurut tinggi badan anak tersebut pada kolom 1 tabel data berat badan menurut tinggi badan anak dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak Halaman 2.
- Berpatokan pada angka tersebut, tarik garis lurus ke kanan hingga kolom 5, kemudian cantumkan berat badan anak.
- Kemudian tentukan status gizi anak dengan cara membandingkan berat badan anak dengan ukuran berat yang tertera pada tabel tersebut.
Apabila berat badan anak:
a. Lebih 90% -
110% berat badan standar : Normal (Kode N)
b. Lebih 80% - 90%
berat badan standar : Kurang (Kode K)
c. Kurang 80% atau
kurang dari berat badan standar : Buruk (Kode B).
Dalam
pelaksanaan kegiatan di lapangan:
- Untuk mengetahui status gizi anak dapat dimanfaatkan hasil penimbangan anak yang tercantum pada Kartu Menuju Sehat (KMS), dengan ketentuan yang disepekati sebagai berikut:
- Disebut sebagai Status Gizi Kurang (K) : apabila berat badan pada KMS, di bawah garis titik-titik.
- Disebut sebagai Status Gizi Buruk (B) : apabila berat badan pada KMS, di bawah garis merah.
- Apabila hasil yang tercantum dalam KMS, meragukan maka dapat dilakukan pengukuran berat badan, menurut tinggi badan anak.
B.
Pengukuran
Lingkaran Kepala Anak (PLKA)
Pengukuran
lingkaran kepala anak adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui
perkembangan otak anak. Biasanya besar tengkorak mengikuti perkembangan otak,
sehingga bila ada hambatan pada perkembangan tengkorak maka perkembangan otak
juga terhambat.
Kegunaan
pengukuran lingkaran kepala anak
Pengukuran
lingkaran kepala anak secara teratur dapat menggambarkan perkembangan otak,
sehingga dapat dipakai sebagai salah satu alat pemantau perkembangan kecerdasan
anak.
Cara melakukan
pengukuran lingkaran kepala:
- Pakailah meteran yang tidak mudah berubah panjangnya.
- Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata dan bagian belakang kepala yng menonjol, dicari ukuran yang terbesar.
- Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut jenis kelamin anak pada Kartu Data Tumbuh Kembang Anak halaman 3.
Cara menilai :
-
Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di antara garis
putus-putus atau di dalam “jalur hijau” pada Kartu Data Tumbuh Kembang Anak
maka lingkaran kepala anak digolongkan normal.
Garis kontinyu
di antara 2 garis putus-putus adalah garis median dari lingkaran kepala anak.
Bila
ukuran lingkaran kepala anak berada di atas garis putus-putus atas ataupun di
bawah garis putus-putus bawah atau di luar “jalur hijau” pada Kartu Data Tumbuh
Kembang Anak, maka lingkaran kepala anak normal dan perlu mendapat pemeriksaan
lebih lanjut (dirujuk).
C.
KUESIONER
PERILAKU ANAK PRASEKOLAH (KPAP)
Kuesioner perilaku
anak prasekolah adalah sekumpulan kondisi-kondisi perilaku yang digunakan
sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku anak
prasekolah.
Kegunaan
kuesioner perilaku anak prasekolah:
Dengan alat ini
akan ditemukan kelainan perilaku anak secara dini, sehingga tindakan tepat
dapat segera dilakukan.
Cara melakukan
kuesioner perilaku anak prasekolah:
Tiga puluh
perilaku yang tercantum disini ditanyakan satu per satu kepada orang tua atau
pengasuh anak.
Selain
dilakukan oleh petugas kesehatan di lapangan, kuesioner ini dapat dilakukan
pula oleh kader, guru dan orang tua.
Cara menilai:
1 Berikan nilai untuk setiap jawaban sesuai dengan data
perilaku anak:
-
Tidak terdapat (T) :
bernilai 0
-
Kadang-kadang terdapat (K) : bernilai 1
-
Sering terdapat (S) :
bernilai 2
2 Jumlahkan nilai jawaban dari data perilaku anak.
Bila jumlah nilai kurang dari 11 maka anak tak perlu dirujuk.
Bila jumlah nilai adalah 11 atau lebih, maka anak perlu dirujuk.
Data perilaku
anak:
Pada halaman
berikut ini tertera 30 macam tingkah laku yang mungkin dapat ditemukan pada
anak usia prasekolah (3-6 tahun).
Tentukan apakah
tingkah laku ini terdapat, kadang-kadang terdapat, atau sering kali terdapat
pada anak yang diperiksa.
Kemudian
beri tanda X pada kolom T, K atau S dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak.
D.
Tes Daya Lihat
dan Tes Kesehatan Mata Anak Prasekolah
Tes daya lihat
dan tes kesehatan mata anak prasekolah (3-6 tahun) adalah alat untuk memeriksa
ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada golongan umur tersebut.
1 Tes Daya Lihat (TDL)
Kegunaan tes daya lihat
Tes ini dapat dipakai untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat pada
anak usia prasekolah. Dengan demikian maka tindakan lanjut dapat ditentukan,
sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
Cara melakukan tes daya lihat :
a. Pilihlah suatu
ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang baik.
b. Gantungkan
kartu “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.
c. Letakkan sebuah
kursi sejauh 3 meter dari kartu “E”, menghadap ke arah kartu “E”. Letakkan
sebuah kursi lainnya di samping “kartu E” untuk pelaksana tes.
d. Siapkanlah
guntingan huruf E untuk dipegang anak. Latihlah sehingga anak dapat menunjukkan
ke arah kaki huruf E dengan guntingan huruf E. Anak diminta mengarahkan
guntingan huruf E ke salah satu dari 4 arah (atas/bawah/kiri/kanan) sesuai
huruf E yang ditunjuk oleh pelaksana tes. Pujilah setiap kali anak mau
melakukannya.
e. Anak diminta
untuk menutup sebelah matanya dengan buku atau benda lain.
f.
Dengan menggunakan alat penunjuk, tunjuklah setiap huruf
E, mulai dengan huruf yang tersebesar dan bergerak ke bawah ke huruf E yang
terkecil yang masih dapat terlihat. Pujilah setiap kali anak menggambarkan arah
huruf E yang ditunjuk.
g. Ulangi
pemeriksaan ini pada mata yang satunya dengan cara yang sama.
h. Tulislah nomor
lajur E terkecil yang masih dapat dilihat pada kertas yang telah disediakan.
Mata kanan:
.................................. Mata
kiri: ........................................
Cara menilai :
Anak umur 3-6 tahun umumnya tidak mengalami kesulitan untuk melihat sampai
baris kedua dari bawah (baris ketiga) pada “kartu E”.
Bila pada pemeriksaan yang berikutnya anak tidak dapat melihat sampai pada
baris yang sama dengan pemeriksaan terdahulu pada kartu “E” atau tidak dapat
melihat baris yang sama dengan kedua matanya, maka anak perlu mendapat
pemeriksaan lebih lanjut (dirujuk).
2 Tes Kesehatan Mata (TKM)
Tes kesehatan mata dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang diberikan,
meliputi pemeriksaan mata atas beberapa kelainan, keluhan anak dan perilaku
anak.
a. Apakah anak
mengeluh seperti di bawah ini:
-
Mata gatal, rasa panas, terasa seperti ada pasir
(mengganjal)
-
Penglihatan kurang baik
-
Pusing, sakit kepala, atau mual diikuti dengan memejamkan
mata
-
Penglihatan kabur atau penglihatan rangkap
-
Sering menabrak benda-benda kecil di sekitarnya.
b. Apakah anak
mempunyai perilaku seperti di bawah ini:
-
Sering menggosok-gosok mata
-
Sering memicingkan mata atau mengerutkan dahi atau
menutupi sebelah matanya
-
Posisi kepala miring atau dijulurkan ke depan
-
Kesulitan dalam membaca atau melakukan pekerjaan yang
membutuhkan penglihatan dekat
-
Sering mengedip-ngedipkan matanya atau merasa tidak enak
bila melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatan dekat
-
Melihat/membaca terlalu dekat
-
Tidak dapat melihat jauh dengan jelas.
c. Apakah
ditemukan keadaan kelainan mata seperti di bawah ini:
-
Mata kering, bercak bitot
-
Mata juling
-
Mata merah, belekan, atau kelopak mata bengkak
-
Mata merah, bengkak dan keluar air
-
Timbul bintil yang berulang
Cara
menilai:
Bila
ditemukan satu kelainan atau lebih pada mata anak seperti yang diuraikan dalam
Tes Kesehatan Mata, maka anak tersebut perlu dirujuk.
E.
Tes Daya Dengar
Anak (TDD)
Tanpa
pendengaran yang baik, anak tidak dapat belajar berbicara atau mengikuti pelajaran
di sekolah dengan baik. Karena itu penting sekali mengetahui kemampuan daya
dengar sedini mungkin pada masa kanak-kanak.
Kegunaan Tes
Daya dengar:
Jika gangguan
pada daya dengar anak dapat diketahui secara dini, berbagai cara dapat
dikerjakan untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan meningkatkan kemampuan
berbicara pada anak.
Cara melakukan
tes daya dengar:
Tes daya dengar
ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dipilih sesuai dengan umur anak.
Jawaban yang
sesuai dengan hasil tes yaitu:
Ya : anak dapat melakukannya dulu maupun
sekarang
Tidak : anak tak dapat melakukannya dulu maupun
sekarang atau Anda tidak yakin bahwa anak dapat melakukan hal tersebut.
Cara menilai:
Tuliskan hasil
tes daya dengar pada Kartu Data Tumbuh Kembang Anak.
Jawaban Ya
berarti tidak ditemukan kelainan pada daya dengar anak (kode N). Jawaban Tidak
berarti ada gangguan pada daya dengar anak (Kode TN).
Tes daya dengar anak sesuai dengan kelompok umur kurang
dari 6 bulan:
|
|||
1
|
Pada waktu bayi tidur kemudian Anda berbicara atau membuat kegaduhan,
apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari tidurnya?
|
Ya
|
Tidak
|
2
|
Pada waktu bayi anda terlentang dan anda duduk di dekat kepalanya pada
posisi yang terlihat bayi, kemudian anda menepuk tangan keras-keras. Apakah
bayi anda terkejut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil
mengangkat kaki tangannya ke atas?
|
Ya
|
Tidak
|
3
|
Apabila ada suara nyaring (misal suara batuk, salak anjing, piring jatuh
ke lantai dan lain-lainnya), apakah bayi Anda akan terkejut?
|
Ya
|
Tidak
|
Umur Lebih dari 6 bulan:
|
|||
1
|
Pada waktu
bayi tidur kemudian Anda berbicara atau membuat kegaduhan, apakah bayi akan
bergerak atau terbangun dari tidurnya?
|
Ya
|
Tidak
|
2
|
Pada waktu
bayi anda terlentang dan anda duduk di dekat kepalanya pada posisi yang
terlihat bayi, kemudian anda menepuk tangan keras-keras. Apakah bayi anda
terkejut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil mengangkat
kaki tangannya ke atas?
|
Ya
|
Tidak
|
3
|
Apabila ada
suara nyaring (misal suara batuk, salak anjing, piring jatuh ke lantai dan
lain-lainnya), apakah bayi Anda akan terkejut?
|
Ya
|
Tidak
|
4
|
Anda berada
di sisi yang tidak terlihat oleh bayi, sebutlah namanya atau bunyikan
sesuatu. Apakah bayi memalingkan kepala mencari sumber suara?
|
Ya
|
Tidak
|
Umur Lebih dari 9 bulan:
|
|||
1
|
Pada waktu
bayi tidur kemudian Anda berbicara atau membuat kegaduhan, apakah bayi akan
bergerak atau terbangun dari tidurnya?
|
Ya
|
Tidak
|
2
|
Pada waktu
bayi anda terlentang dan anda duduk di dekat kepalanya pada posisi yang
terlihat bayi, kemudian anda menepuk tangan keras-keras. Apakah bayi anda
terkejut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil mengangkat
kaki tangannya ke atas?
|
Ya
|
Tidak
|
3
|
Apabila ada
suara nyaring (misal suara batuk, salak anjing, piring jatuh ke lantai dan
lain-lainnya), apakah bayi Anda akan terkejut?
|
Ya
|
Tidak
|
4
|
Anda berada
di samping atau di belakangnya, tidak terlihat oleh bayi, sebutkan namanya
atau bunyikan sesuatu. Apakah bayi Anda langsung memalingkan kepala ke arah
sumber suara tersebut di samping atau belakangnya?
|
Ya
|
Tidak
|
Umur Lebih dari 12 bulan:
|
|||
1
|
Pada waktu
bayi tidur kemudian Anda berbicara atau membuat kegaduhan, apakah bayi akan
bergerak atau terbangun dari tidurnya?
|
Ya
|
Tidak
|
2
|
Pada waktu
bayi anda terlentang dan anda duduk di dekat kepalanya pada posisi yang
terlihat bayi, kemudian anda menepuk tangan keras-keras. Apakah bayi anda
terkejut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil mengangkat
kaki tangannya ke atas?
|
Ya
|
Tidak
|
3
|
Apabila ada
suara nyaring (misal suara batuk, salak anjing, piring jatuh ke lantai dan
lain-lainnya), apakah bayi Anda akan terkejut?
|
Ya
|
Tidak
|
4
|
Tanpa
terlihat oleh anak buatlah suara yang menarik perhatiannya atau
bercakap-cakaplah anda, apakah anak langsung mengetahui posisi Anda sebagai
sumber suara yang berpindah-pindah?
|
Ya
|
Tidak
|
5
|
Ucapkanlah
kata-kata yang mudah dan sederhana, dapatkah anak anda menirukan Anda?
|
Ya
|
Tidak
|
Umur Lebih dari 36 Bulan:
|
|||
1
|
Perlihatkan
benda-benda yang ada disekeliling anak seperti sendok, cangkir, bola, bunga
dan sebagainya. Suruh Anak menyebutkan nama benda-benda yang Anda
perlihatkan.
Dapatkah anak
anda menyebutkan benda-benda itu dengan benar?
|
Ya
|
Tidak
|
2
|
Suruh anak
duduk dan anda duduk dalam jarak 3 meter di depan anak. Mintalah anak
mengulangi angka-angka yang telah anda ucapkan. “Empat”, “satu”, “Delapan”
atau menirukan dengan menggunakan jari tangannya. Kemudian tutup mulut anda
dengan menggunakan tangan, ucapkan empat angka yang berlainan.
Dapatkah Anak
anda mengulangi atau menirukan ucapan Anda tadi dengan menggunakan jari
tangannya?
(Anda dapat
mengulanginya dengan suara yang lebih keras).
|
Ya
|
Tidak
|
F.
Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP)
Kuesioner pra
skrining perkembangan anak adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang
ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan
skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun. Bagi
tiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak.
Untuk memudahkan, selanjutnya kuesioner
Pra Skrining Perkembangan disebut sebagai KPSP.
Kegunaan KPSP
KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau adanya hambatan dalam
perkembangan anak. Namun demikian hasil yang positif selalu berarti bahwa
perkembangan anak tersebut normal, tetapi hal ini menunjukkan anak tersebut
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2 Cara menggunakan KPSP
Petugas kesehatan di lapangan membaca KPSP terlebih dahulu dan kemudian
memberi kesempatan kepada orang tua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang
sesuai dengan usia anak. Hasil dicatat di dalam Kartu Data tumbuh Kembang Anak.
Cara menghitung usia anak
Usia anak diterapkan menurut tahun dan bulan, kelebihan 16 hari dibulatkan
menjadi 1 bulan.
Contoh : Anak usia 3 bulan
16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan
Anak usia 5 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi
5 bulan.
4 Cara memilih pertanyaan KPSP
Pertanyaan diajukan kepada pada orang tua dan dipilih kelompok pertanyaan
yang sesuai dengan usia anak.
Cara menilai KPSP
a. Teliti kembali
apakah semua pertanyaan telah dijawab
b. Hitunglah semua
jawaban Ya
c. Apabila jumlah
jawaban Ya= 9 atau 10 berarti anak
yang diperiksa Normal (N).
d. Apabila jumlah
jawaban Ya = kurang dari 9, maka
perlu diteliti kembali mengenai:
-
Cara menghitung usia anak
-
Cara memilih pertanyaan KPSP, apakah sesuai dengan usia
anak.
-
Apakah jawaban orang tua/ pengasuh anak sesuai dengan
yang dimaksudkannya.
e. Apabila jumlah
jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan
jadwal untuk dilakukan pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian (U).
Apabila pada
pemeriksaan ulang jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka anak tersebut memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut/ rujuk (TN).
Catatan : pertanyaan KPSP yang dipakai pada
pemeriksaan ulang disesuaikan dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang
tersebut.
f.
Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut/ dirujuk (TN).
6 Cara melakukan pemeriksaan ulang dengan KPSP
Pemeriksaan ulang dengan menggunakan KPSP dilaksanakan pada 3 keadaan di
bawah ini:
a. Hasil KPSP
Negatif atau jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan ulang dapat dilakukan.
-
Tiap 3 bulan untuk usia di bawah 12 bulan
-
Tiap 6 bulan untuk usia 12 s/d 72 bulan
Walaupun
demikian pemeriksaan yang lebih sering akan lebih baik.
b. Hasil KPSP
dengan jawaban Ya = 7 atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan 1 minggu kemudian
setelah pemeriksaan pertama.
c. Hasil, KPSP
dengan jawaban Ya = kurang dari 7 atau pemeriksaan ulang tetap 7-8, anak perlu
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
7 Cara mencatat hasil KPSP
Hasil KPSP dicatat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak (halaman 4).
Tulislah jawaban Ya, atau Tidak pada kotak yng disediakan untuk tiap pertanyaan
menurut golongan umur anak. Kemudian hitunglah jawaban Ya.
Apabila penilaian KPSP = 9 atau 10 jawaban Ya, berarti perkembangan
anak baik (kode N).
Apabila penilaian KPSP = 7 atau 8, berarti meragukan dan anak perlu
diperiksa ulang 1 minggu kemudian.
Apabila
penilaian KPSP = kurang dari 7, berarti positif, anak
perlu dirujuk. (Kode TN).