Selasa, 09 Februari 2016

ALAT UNTUK MELAKUKAN DETEKSI DINI KELAINAN TUMBUH KEMBANG



Terdapat 6 jenis tes skrining dalam upaya menemukan kelainan tumbuh kembang balita.

A.    Pengukuran Berat Badan Menurut Tinggi Badan Anak
Pengukuran berat badan menurut tinggi badan anak adalah cara lain yang dipergunakan untuk mengetahui status gizi anak. Pengukuran ini dilakukan untuk menilai pertumbuhan fisik anak yang dapat dipisahkan dengan perkembangan non fisiknya.
Kegunaan pengukuran berat badan menurut tinggi badan anak.
Pengukuran berat badan dan tinggi badan secara teratur dapat menggambarkan keadaan gizi anak, sehingga dapat dipakai sebagai salah satu alat pemantau pertumbuhan fisik anak.
Cara melakukan pengukuran berat badan anak menurut tinggi badan anak:
  1. Ukurlah berat badan dan tinggi badan anak. Untuk pengukuran tinggi badan, gunakan meteran yang tidak mudah berubah panjangnya dan pengukuran dilakukan tanpa alas kaki. Untuk pengukuran berat badan gunakan alat timbang yang ada.
  2. Kemudian lingkarilah ukuran tinggi badan sesuai dengan hasil data berat badan menurut tinggi badan anak tersebut pada kolom 1 tabel data berat badan menurut tinggi badan anak dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak Halaman 2.
  3. Berpatokan pada angka tersebut, tarik garis lurus ke kanan hingga kolom 5, kemudian cantumkan berat badan anak.
  4. Kemudian tentukan status gizi anak dengan cara membandingkan berat badan anak dengan ukuran berat yang tertera pada tabel tersebut.
Apabila berat badan anak:
a.      Lebih 90% - 110% berat badan standar : Normal (Kode N)
b.      Lebih 80% - 90% berat badan standar : Kurang (Kode K)
c.       Kurang 80% atau kurang dari berat badan standar : Buruk (Kode B).
Dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan:
  • Untuk mengetahui status gizi anak dapat dimanfaatkan hasil penimbangan anak yang tercantum pada Kartu Menuju Sehat (KMS), dengan ketentuan yang disepekati sebagai berikut:
-          Disebut sebagai Status Gizi Normal (N) : apabila berat badan pada KMS, di atas garis titik-titik.
-          Disebut sebagai Status Gizi Kurang (K) : apabila berat badan pada KMS, di bawah garis titik-titik.
-          Disebut sebagai Status Gizi Buruk (B) : apabila berat badan pada KMS, di bawah garis merah.
  • Apabila hasil yang tercantum dalam KMS, meragukan maka dapat dilakukan pengukuran berat badan, menurut tinggi badan anak.

B.    Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (PLKA)
Pengukuran lingkaran kepala anak adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui perkembangan otak anak. Biasanya besar tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada perkembangan tengkorak maka perkembangan otak juga terhambat.
Kegunaan pengukuran lingkaran kepala anak
Pengukuran lingkaran kepala anak secara teratur dapat menggambarkan perkembangan otak, sehingga dapat dipakai sebagai salah satu alat pemantau perkembangan kecerdasan anak.
Cara melakukan pengukuran lingkaran kepala:
  • Pakailah meteran yang tidak mudah berubah panjangnya.
  • Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata dan bagian belakang kepala yng menonjol, dicari ukuran yang terbesar.
  •  Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut jenis kelamin anak pada Kartu Data Tumbuh Kembang Anak halaman 3.
Cara menilai :
-          Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di antara garis putus-putus atau di dalam “jalur hijau” pada Kartu Data Tumbuh Kembang Anak maka lingkaran kepala anak digolongkan normal.
Garis kontinyu di antara 2 garis putus-putus adalah garis median dari lingkaran kepala anak.
Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di atas garis putus-putus atas ataupun di bawah garis putus-putus bawah atau di luar “jalur hijau” pada Kartu Data Tumbuh Kembang Anak, maka lingkaran kepala anak normal dan perlu mendapat pemeriksaan lebih lanjut (dirujuk).



C.    KUESIONER PERILAKU ANAK PRASEKOLAH (KPAP)
Kuesioner perilaku anak prasekolah adalah sekumpulan kondisi-kondisi perilaku yang digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan perilaku anak prasekolah.
Kegunaan kuesioner perilaku anak prasekolah:
Dengan alat ini akan ditemukan kelainan perilaku anak secara dini, sehingga tindakan tepat dapat segera dilakukan.
Cara melakukan kuesioner perilaku anak prasekolah:
Tiga puluh perilaku yang tercantum disini ditanyakan satu per satu kepada orang tua atau pengasuh anak.
Selain dilakukan oleh petugas kesehatan di lapangan, kuesioner ini dapat dilakukan pula oleh kader, guru dan orang tua.
Cara menilai:
1  Berikan nilai untuk setiap jawaban sesuai dengan data perilaku anak:
-          Tidak terdapat (T)                  : bernilai 0
-          Kadang-kadang terdapat (K)            : bernilai 1
-          Sering terdapat (S)                 : bernilai 2
2  Jumlahkan nilai jawaban dari data perilaku anak.
Bila jumlah nilai kurang dari 11 maka anak tak perlu dirujuk.
Bila jumlah nilai adalah 11 atau lebih, maka anak perlu dirujuk.
Data perilaku anak:
Pada halaman berikut ini tertera 30 macam tingkah laku yang mungkin dapat ditemukan pada anak usia prasekolah (3-6 tahun).
Tentukan apakah tingkah laku ini terdapat, kadang-kadang terdapat, atau sering kali terdapat pada anak yang diperiksa.
Kemudian beri tanda X pada kolom T, K atau S dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak.



D.    Tes Daya Lihat dan Tes Kesehatan Mata Anak Prasekolah
Tes daya lihat dan tes kesehatan mata anak prasekolah (3-6 tahun) adalah alat untuk memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada golongan umur tersebut.
1    Tes Daya Lihat (TDL)
Kegunaan tes daya lihat
Tes ini dapat dipakai untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat pada anak usia prasekolah. Dengan demikian maka tindakan lanjut dapat ditentukan, sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
Cara melakukan tes daya lihat :
a.      Pilihlah suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang baik.
b.      Gantungkan kartu “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.
c.       Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari kartu “E”, menghadap ke arah kartu “E”. Letakkan sebuah kursi lainnya di samping “kartu E” untuk pelaksana tes.
d.      Siapkanlah guntingan huruf E untuk dipegang anak. Latihlah sehingga anak dapat menunjukkan ke arah kaki huruf E dengan guntingan huruf E. Anak diminta mengarahkan guntingan huruf E ke salah satu dari 4 arah (atas/bawah/kiri/kanan) sesuai huruf E yang ditunjuk oleh pelaksana tes. Pujilah setiap kali anak mau melakukannya.
e.       Anak diminta untuk menutup sebelah matanya dengan buku atau benda lain.
f.        Dengan menggunakan alat penunjuk, tunjuklah setiap huruf E, mulai dengan huruf yang tersebesar dan bergerak ke bawah ke huruf E yang terkecil yang masih dapat terlihat. Pujilah setiap kali anak menggambarkan arah huruf E yang ditunjuk.
g.      Ulangi pemeriksaan ini pada mata yang satunya dengan cara yang sama.
h.      Tulislah nomor lajur E terkecil yang masih dapat dilihat pada kertas yang telah disediakan.
Mata kanan: ..................................                      Mata kiri: ........................................
Cara menilai :
Anak umur 3-6 tahun umumnya tidak mengalami kesulitan untuk melihat sampai baris kedua dari bawah (baris ketiga) pada “kartu E”.
Bila pada pemeriksaan yang berikutnya anak tidak dapat melihat sampai pada baris yang sama dengan pemeriksaan terdahulu pada kartu “E” atau tidak dapat melihat baris yang sama dengan kedua matanya, maka anak perlu mendapat pemeriksaan lebih lanjut (dirujuk).

2    Tes Kesehatan Mata (TKM)
Tes kesehatan mata dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang diberikan, meliputi pemeriksaan mata atas beberapa kelainan, keluhan anak dan perilaku anak.
a.      Apakah anak mengeluh seperti di bawah ini:
-          Mata gatal, rasa panas, terasa seperti ada pasir (mengganjal)
-          Penglihatan kurang baik
-          Pusing, sakit kepala, atau mual diikuti dengan memejamkan mata
-          Penglihatan kabur atau penglihatan rangkap
-          Sering menabrak benda-benda kecil di sekitarnya.
b.      Apakah anak mempunyai perilaku seperti di bawah ini:
-          Sering menggosok-gosok mata
-          Sering memicingkan mata atau mengerutkan dahi atau menutupi sebelah matanya
-          Posisi kepala miring atau dijulurkan ke depan
-          Kesulitan dalam membaca atau melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatan dekat
-          Sering mengedip-ngedipkan matanya atau merasa tidak enak bila melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatan dekat
-          Melihat/membaca terlalu dekat
-          Tidak dapat melihat jauh dengan jelas.
c.       Apakah ditemukan keadaan kelainan mata seperti di bawah ini:
-          Mata kering, bercak bitot
-          Mata juling
-          Mata merah, belekan, atau kelopak mata bengkak
-          Mata merah, bengkak dan keluar air
-          Timbul bintil yang berulang
Cara menilai:
Bila ditemukan satu kelainan atau lebih pada mata anak seperti yang diuraikan dalam Tes Kesehatan Mata, maka anak tersebut perlu dirujuk.



E.    Tes Daya Dengar Anak (TDD)
Tanpa pendengaran yang baik, anak tidak dapat belajar berbicara atau mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Karena itu penting sekali mengetahui kemampuan daya dengar sedini mungkin pada masa kanak-kanak.
Kegunaan Tes Daya dengar:
Jika gangguan pada daya dengar anak dapat diketahui secara dini, berbagai cara dapat dikerjakan untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan meningkatkan kemampuan berbicara pada anak.
Cara melakukan tes daya dengar:
Tes daya dengar ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dipilih sesuai dengan umur anak.
Jawaban yang sesuai dengan hasil tes yaitu:
Ya           :      anak dapat melakukannya dulu maupun sekarang
Tidak      :      anak tak dapat melakukannya dulu maupun sekarang atau Anda tidak yakin bahwa anak dapat melakukan hal tersebut.

Cara menilai:
Tuliskan hasil tes daya dengar pada Kartu Data Tumbuh Kembang Anak.
Jawaban Ya berarti tidak ditemukan kelainan pada daya dengar anak (kode N). Jawaban Tidak berarti ada gangguan pada daya dengar anak (Kode TN).

Tes daya dengar anak sesuai dengan kelompok umur kurang dari 6 bulan:
1
Pada waktu bayi tidur kemudian Anda berbicara atau membuat kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari tidurnya?
Ya
Tidak
2
Pada waktu bayi anda terlentang dan anda duduk di dekat kepalanya pada posisi yang terlihat bayi, kemudian anda menepuk tangan keras-keras. Apakah bayi anda terkejut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki tangannya ke atas?
Ya
Tidak
3
Apabila ada suara nyaring (misal suara batuk, salak anjing, piring jatuh ke lantai dan lain-lainnya), apakah bayi Anda akan terkejut?
Ya
Tidak




Umur Lebih dari 6 bulan:
1
Pada waktu bayi tidur kemudian Anda berbicara atau membuat kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari tidurnya?
Ya
Tidak
2
Pada waktu bayi anda terlentang dan anda duduk di dekat kepalanya pada posisi yang terlihat bayi, kemudian anda menepuk tangan keras-keras. Apakah bayi anda terkejut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki tangannya ke atas?
Ya
Tidak
3
Apabila ada suara nyaring (misal suara batuk, salak anjing, piring jatuh ke lantai dan lain-lainnya), apakah bayi Anda akan terkejut?
Ya
Tidak
4
Anda berada di sisi yang tidak terlihat oleh bayi, sebutlah namanya atau bunyikan sesuatu. Apakah bayi memalingkan kepala mencari sumber suara?
Ya
Tidak




Umur Lebih dari 9 bulan:
1
Pada waktu bayi tidur kemudian Anda berbicara atau membuat kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari tidurnya?
Ya
Tidak
2
Pada waktu bayi anda terlentang dan anda duduk di dekat kepalanya pada posisi yang terlihat bayi, kemudian anda menepuk tangan keras-keras. Apakah bayi anda terkejut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki tangannya ke atas?
Ya
Tidak
3
Apabila ada suara nyaring (misal suara batuk, salak anjing, piring jatuh ke lantai dan lain-lainnya), apakah bayi Anda akan terkejut?
Ya
Tidak
4
Anda berada di samping atau di belakangnya, tidak terlihat oleh bayi, sebutkan namanya atau bunyikan sesuatu. Apakah bayi Anda langsung memalingkan kepala ke arah sumber suara tersebut di samping atau belakangnya?
Ya
Tidak




Umur Lebih dari 12 bulan:
1
Pada waktu bayi tidur kemudian Anda berbicara atau membuat kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari tidurnya?
Ya
Tidak
2
Pada waktu bayi anda terlentang dan anda duduk di dekat kepalanya pada posisi yang terlihat bayi, kemudian anda menepuk tangan keras-keras. Apakah bayi anda terkejut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki tangannya ke atas?
Ya
Tidak
3
Apabila ada suara nyaring (misal suara batuk, salak anjing, piring jatuh ke lantai dan lain-lainnya), apakah bayi Anda akan terkejut?
Ya
Tidak
4
Tanpa terlihat oleh anak buatlah suara yang menarik perhatiannya atau bercakap-cakaplah anda, apakah anak langsung mengetahui posisi Anda sebagai sumber suara yang berpindah-pindah?
Ya
Tidak
5
Ucapkanlah kata-kata yang mudah dan sederhana, dapatkah anak anda menirukan Anda?
Ya
Tidak




Umur Lebih dari 36 Bulan:
1
Perlihatkan benda-benda yang ada disekeliling anak seperti sendok, cangkir, bola, bunga dan sebagainya. Suruh Anak menyebutkan nama benda-benda yang Anda perlihatkan.
Dapatkah anak anda menyebutkan benda-benda itu dengan benar?
Ya
Tidak
2
Suruh anak duduk dan anda duduk dalam jarak 3 meter di depan anak. Mintalah anak mengulangi angka-angka yang telah anda ucapkan. “Empat”, “satu”, “Delapan” atau menirukan dengan menggunakan jari tangannya. Kemudian tutup mulut anda dengan menggunakan tangan, ucapkan empat angka yang berlainan.
Dapatkah Anak anda mengulangi atau menirukan ucapan Anda tadi dengan menggunakan jari tangannya?
(Anda dapat mengulanginya dengan suara yang lebih keras).
Ya
Tidak



F.    Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Kuesioner pra skrining perkembangan anak adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun. Bagi tiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak. Untuk memudahkan, selanjutnya kuesioner  Pra Skrining Perkembangan disebut sebagai KPSP.
      Kegunaan KPSP
KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau adanya hambatan dalam perkembangan anak. Namun demikian hasil yang positif selalu berarti bahwa perkembangan anak tersebut normal, tetapi hal ini menunjukkan anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2    Cara menggunakan KPSP
Petugas kesehatan di lapangan membaca KPSP terlebih dahulu dan kemudian memberi kesempatan kepada orang tua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang sesuai dengan usia anak. Hasil dicatat di dalam Kartu Data tumbuh Kembang Anak.
           Cara menghitung usia anak
Usia anak diterapkan menurut tahun dan bulan, kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh            : Anak usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan
                          Anak usia 5 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 5 bulan.
4    Cara memilih pertanyaan KPSP
Pertanyaan diajukan kepada pada orang tua dan dipilih kelompok pertanyaan yang sesuai dengan usia anak.
      Cara menilai KPSP
a.      Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab
b.      Hitunglah semua jawaban Ya
c.       Apabila jumlah jawaban Ya= 9 atau 10 berarti anak yang diperiksa Normal (N).
d.      Apabila jumlah jawaban Ya = kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali mengenai:
-          Cara menghitung usia anak
-          Cara memilih pertanyaan KPSP, apakah sesuai dengan usia anak.
-          Apakah jawaban orang tua/ pengasuh anak sesuai dengan yang dimaksudkannya.
e.       Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan jadwal untuk dilakukan pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian (U).
Apabila pada pemeriksaan ulang jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/ rujuk (TN).
Catatan      :    pertanyaan KPSP yang dipakai pada pemeriksaan ulang disesuaikan dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang tersebut.
f.        Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/ dirujuk (TN).
6    Cara melakukan pemeriksaan ulang dengan KPSP
Pemeriksaan ulang dengan menggunakan KPSP dilaksanakan pada 3 keadaan di bawah ini:
a.      Hasil KPSP Negatif atau jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan ulang dapat dilakukan.
-          Tiap 3 bulan untuk usia di bawah 12 bulan
-          Tiap 6 bulan untuk usia 12 s/d 72 bulan
Walaupun demikian pemeriksaan yang lebih sering akan lebih baik.
b.      Hasil KPSP dengan jawaban Ya = 7 atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan 1 minggu kemudian setelah pemeriksaan pertama.
c.       Hasil, KPSP dengan jawaban Ya = kurang dari 7 atau pemeriksaan ulang tetap 7-8, anak perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
7    Cara mencatat hasil KPSP
Hasil KPSP dicatat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak (halaman 4). Tulislah jawaban Ya, atau Tidak pada kotak yng disediakan untuk tiap pertanyaan menurut golongan umur anak. Kemudian hitunglah jawaban Ya.
Apabila penilaian KPSP     =     9 atau 10 jawaban Ya, berarti perkembangan anak baik (kode N).
Apabila penilaian KPSP     =     7 atau 8, berarti meragukan dan anak perlu diperiksa ulang 1 minggu kemudian.
          Apabila penilaian KPSP        =   kurang dari 7, berarti positif, anak perlu dirujuk. (Kode TN).